Printer jenis Thermal Transfer memerlukan ribbon saat mencetak. Label dan ribbon dilewatkan head thermal pada printer, dan head printer memberikan panas pada ribbon untuk mentransfer lilin dan resin ke label (makanya disebut Thermal Transfer). Label yang dihasilkan cukup tahan gores, bisa tampil tajam dan presisi, dan bisa bertahan lama.

Printer jenis Direct Thermal tidak memerlukan ribbon untuk mencetak. Label dilewatkan head thermal pada printer, dan head printer langsung memberikan panas pada label (makanya disebut Direct Thermal). Saat head printer menyentuh label dan memanaskannya maka terjadi reaksi kimia yang menyebabkan bagian yang dipanaskan menjadi gelap. Jadi prinsip kerjanya mirip Receipt Printer, Label yang dihasilkan tidak bisa tahan goresan dan tidak bertahan lama.

Dengan ada sensor yang bisa digeser posisi horisontalnya, maka keuntungan yang bisa didapat adalah lebar rol label tidak harus sekitar 110mm, tetapi bisa jauh kurang dari itu, sesuai dengan posisi sensor.

Keunggulan yang nampak jelas adalah : tersedianya berbagai macam jenis komunikasi ke PC, bisa menggunakan kabel USB atau kabel LAN. Maka pemakaian printer barcode ini tidak terlalu dibatasi komunikasinya.

Dalam kemasan produk barcode printer ini sudah tersedia CD yang didalmnya memuat software label bernama Bartender, yang bisa digunakan bebas tanpa harus registrasi atau membayar. 

Printer barcode ini mampu mencetak label dengan lebar max 110mm, sedangkan gulungan rol label yang mampu ditampung dalam casing printer ini adalah diameternya max 12.7cm, cukup besar.

Berikut cara kalibrasi label pada MP-426B:

1. Setting ukuran label software Bartender

2. Setting ukuran label pada driver

3. Konfigurasi ukuran label di Diagnostictool